Wow! Ada PMR bagi UMKM
November 23, 2017
PMR bagi UMKM? Maksudnya apa tuh?
Apakah UMKM sedang terluka sehingga
perlu Palang Merah Remaja? Ups, bukan. Bukan PMR itu yang saya maksud. Hehehe.
PMR di sini adalah akronim dari Pelatihan Manajemen Ritel. Sounds interesting, yes?
Ya. Memang sangat menarik. Saya
sendiri baru perdana mengikutinya.
Kebetulan beberapa hari yang lalu,
tepatnya pada hari Senin 20 November 2017, saya dan teman-teman FLP Karawang
juga Blogger Karawang, diundang oleh Manajemen Alfamart untuk menghadiri
kegiatan Pelatihan Manajemen Ritel bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di
Kantor Alfamart yang berada di ‘jalan baru’ alternatif Tanjung Pura-Polres
Karawang.
Pak Doni Manajer SSP, sedang memberikan sambutan |
Tak bisa dipungkiri, selalu ada
sangkaan bahwa kehadiran Alfamart ini terkesan menyingkirkan para pelaku UMKM
seperti warung kelontong dan sejenisnya. Namun ternyata, kegiatan PMR bagi UMKM
ini menepis sangkaan itu.
Ya. Kegiatan positif ini ternyata rutin
diadakan oleh Alfamart, sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada pelaku usaha
di sekitar Alfamart.
Peserta yang hadir juga cukup
banyak, berasal dari berbagai penjuru mata angin Karawang. Hehe. Ada yang dari
Cikampek, ada yang dari Kosambi, bahkan dari Telagasari dan Wadas.
Bahkan dari beberapa peserta
pelatihan, ada yang sudah sampai 3 kali mengikuti pelatihan ini. Beneran
niaaaaat. Padahal mereka udah banyak yang sepuh. Perlu dicontoh tuh semangat belajarnya.
Pak Akmal sedang menjelaskan |
never give up, vrooooh |
Dewasa ini, warung kelontong atau
warung eceran kerap menjadi pilihan bagi mereka yang ingin memulai usaha. Selain
karena modal yang relatif kecil, pengelolaannya dianggap mudah dan keuntungan
yang relatif besar menjadi daya tari tersendiri bagi sebagian orang untuk
memiliki usaha warung eceran ini.
Namun, pada praktiknya, usaha mikro menengah ini banyak yang tidak berkembang, bahkan merugi.
Maka, pelatihan yang diadakan oleh
Alfamart ini, diharapkan menjadi solusi bagi para pelaku UMKM yang ingin
mengembangkan usaha warung kelontong atau warung ecerannya.
Bu Elisa dan Pak Akmal, selaku
Member Relations Coordinator, menjelaskan panjang lebar mengenai manajemen
ritel modern.
bu Elisa |
Oh iya, bagi yang belum tahu, ritel
itu apa, sini saya bisikin. Ritel adalah Suatu usaha yang menjual barang atau
jasa (secara eceran) untuk memenuhi kebutuhan pribadi, keluarga dan rumah
tangga.
Dan jenis-jenis ritel modern di
Indonesia cukup banyak. Ada kategori minimarket, supermarket, Convience Store,
dan Hypermart. Nah, kalau Alfamart masuk ke kategori minimarket, sedangkan
Alfamidi masuk kategori Supermarket.
Beda Alfamart dan Alfa Midi, terletak
di kapasitas barang yang disediakan. Namun, baik Alfamart ataupun Alfamidi,
keduanya sama-sama satu grup PT Sumber Alfaria Trijaya tbk I. Dan tentu saja,
kesamaan dari keduanya adalah sama-sama ritel modern. Artinya ‘warung’ yang
pengelolaannya sudah lebih maju dan modern.
Lalu, apakah warung kelontong bisa
seperti ritel modern? Bisa banget, dan kudu Bisa. Hahaha, maksa amat ya gue :D
eh tapi beneran loh, pasti bisa.
Karena pada dasarnya, prinsip
pengelelolaan ritel modern, bisa diterapkan oleh siapa saja.
Kunci pengelolaan yang baik yang
bisa dicontoh dari Ritel modern adalah 4 M.
Hah? 4 Milyar?
Bukan. Bukan itu singkatannya. Maksud
4 M di sini adalah :
- Mengelola Persediaan
- Mengelola Administrasi
- Memelihara warung
- Melayani sepenuh hati
Mau lanjut bahas satu-satu enggak
nih? kalau mau, saya lanjut. Kalau enggak mau, saya tetep lanjutin. Wkwkwkwk.
1. Mengelola persediaan
Mengelola
persediaan bisa dimulai dari
Ø
Menentukan produk jual.
Ya, karena seorang pedagang harus mengenal produk yang
akan dijual dan lingkungan sekitar untuk memenuhi kebutuhan (minat) pembeli dan
memaksimalkan penjualan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Ø
Order / Pemesanan barang
Yang perlu diperhatikan adalah :
·
pergerakan barang.
Kita harus bisa mengatur FIFO barang, alias First In
First Out. Artinya, barang yang ada di stok warung dengan barang yang baru saja
dibeli, harus tertib. Jangan sampai ada yang expired.
·
Ketersediaan barang
Warung yang sehat adalah warung yang barangnya cukup
tersedia. Artinya, tidak kekurangan stok jika ada pembeli yang datang. Nah, Alfa
mart dalam hal ini menggandeng para pelaku warung kelontong/eceran untuk
menjadi mitra. Agar persediaan barang warung kelontong selalu tersedia.
Dalam programnya, Alfamart membuat program SSP alias
Sales Store Point.
Nanti saya bisikin juga deh apa itu SSP.
· Penataan barang
Tahukah kawan, bahwa penataan barang ini sangat penting?
Penataan barang juga sangat berpengaruh pada omset penjualan warung kelontong.
Coba deh, perhatikan, kenapa ritel modern omset nya
besar? Karena, dari segi penataan barangnya juga bagus. Rapi. Tertib.
Kalau nata barang aja udah amburadul, pembeli pasti
mikir dua kali untuk menjadi pelanggan di kemudian hari, karena udah pusing
duluan lihat kondisi warung yang amburadul. #pusingpalaojan
Nah, tipsnya adalah,
o
usahakan merek barang
menghadap ke depan (menghadap ke pandangan pembeli),
o
susun barang agar terlihat
penuh,
o
rutin cek expired,
o
jaga kerapihan penataan
barang.
Oh
iya, coba deh list 20 barang yang paliiiiiiing laku di kios temen-temen. Nah,
dari list itu, perbanyak stoknya, jangan sampe habis. Terus, pajang supaya
gampang kelihatan. Jaga kualitasnya, dan harga sesuai pasar.
·
Penanganan Barang Dagangan
o
Hindari panas matahari
langsung
o
Bersihkan barang secara
berkala
o
Kelompokkan barang yang
sejenis
o
Pisahkan barang yang rusak
dengan yang baik
o
Hindari tumpukan yang
berlebihan, apalagi tumpukan hutang #eaaaaa
o
Letakkan barang yang berat
di posisi paling bawah
Jadi
jangan heran yah kalau ada petugas Alfamart yang lagi jongkok-jongkok di depan
etalase barang sambil bawa lap atau alat kebersihan, pas kita lagi milih
produk, karena doi ternyata lagi menjalankan poin ini.
2. Mengelola Administrasi.
Kadang, kita suka
males mengelola administrasi. Tapi, setelah baca ini, jangan males lagi ya. Karena,
ternyata, ritel sukses karena pengelolaan administrasi yang baik. Kalau mau ikutan
sukses, ikuti juga langkah-langkahnya ya.
·
Sediakan buku transaksi
harian
·
Menghitung laba rugi
·
Catatan persediaan
Enggak
mesti nunggu jadi sarjana ekonomi koq, untuk bisa membuat buku transaksi
harian. Buat buku harian yang sederhana saja.
Yang penting, ada
rekapnya. Modal kita berapa, biaya operasional berapa, transaksinya apa saja,
dan berapa keuntungan yang didapat.
Jangan sampai, kita buka warung selama ini,
tapi enggak pernah tahu, keuntungan persisnya berapa, jadi kesannya rugiiiii
mulu, soalnya kebanyakan biaya operasionalnya sih, hihihihi. #tepokjidat
3. Memelihara Warung
Nah, ini. Ini juga
enggak kalah penting kalau mau warungnya laku.
Pastikan warung
dalam keadaan bersih, rapi, wangi kalau perlu. InsyaAllah, pembeli juga pasti
bakal balik lagi, bukan karena uang kembaliannya ketinggalan, tapi karena jatuh
hati pada kebersihan warungnya.
Kita kalau ke
ritel modern suka ngerasa nyaman kan? nah, salah satunya, karena ritel modern
selalu memelihara warungnya dengan baik.
Pasti warung
kelontong juga bisa lebih bersih dari ritel modern dong? ^_^
4. Melayani Sepenuh Hati
“Selamat datang di
Alfamart.”
Sering denger kalimat gitu yah kalau berkunjung ke ALfamart?
Petugas-petugas
ritel memang dididik untuk menjaga pelayanan dengan baik. Karena salah satu
faktor yang menyebabkan pembeli berubah jadi pelanggan adalah melayani dengan
sepenuh hati.
Yang dari hati
pasti nyampe ke hati. Gitu kata orang bijak. Jadi, mulai sekarang, yuk biasakan
melayani dengan hati. ^_^
Oke. Itu tadi ringkasan 4 M yang
bisa diterapkan oleh para pelaku UMKM agar bisa sukses seperti para pelaku
Ritel Modern.
Manajemen Alfa mart bersama FLP Karawang |
Manajemen Alfa mart bersama komunitas Blogger Karawang |
Oh iya, tadi saya sempat
menyebut-nyebut SSP yah. Apa sih SSP itu?
SSP atau Sales Store Poin adalah program kemitraan dari Alfamart untuk pedagang warung dalam upaya pemenuhan kebutuhan barang dagangan.
Pedagang warung kelontong boleh koq
gabung jadi member SSP. Nanti tinggal datang aja ke Alfamart, tanyakan ke
kasirnya, dimana kantor SSP dan nanti akan di arahkan ke kantor SSP terdekat. Syarat
dan ketentuannya nanti dijelaskan langsung oleh SSP setempat.
Meskipun pelatihan kemarin adalah
kali terakhir di tahun 2017, enggak usah khawatir. Karena, rencanya, tahun
depan juga akan diadakan pelatihan serupa dengan konten yang lebih menarik dan
ditambah dengan modul-modul binaan agar lebih bisa lebih dipraktekan.
Karena memang, Pelatihan Manajemen
Ritel ini sudah menjadi social responsibility yang dijalanlan Alfamart sebagai
dorongan usaha ritel tradisional. Maka tidak heran juga jika hingga bulan Juni
2017, ALfamart sudah berhasil menggandeng 555 pemilik warung untuk menjadi
mitra melalui program Outlet Binaan Almart (OBA), yang sistemnya juga sudah
ter-gadget-able. Para member SSP atau yang tergabung dalam OBA ini bisa melakukan
transaksi melalui aplikasi internet khusus yang telah disediakan.
Para peserta PMR bagi UMKM 20-11-17 |
Hm, semoga kegiatan positif yang
diadakan oleh Alfamart ini juga bisa dicontoh oleh pelaku usaha lainnya,
sehingga akan lebih banyak lagi manfaat yang didapatkan bagi masyarakat
sekitar. Aamiin.
Salam,
Djayanti Nakhla Andonesi
Karawang
2 komentar
Semangat para UMKM perlu dicontoh. Meski sibuk cari uang tapi masih mau datang pelatihan 👍👍👍
BalasHapusbetul banget teeeh ^________^
Hapus