Sempat kecewa gitu sama provider ini, tapi ternyata bisa juga…
Agustus 26, 2018
Ditemani oleh suami dan anak-anak, saya
pergi ke salah satu gallery sebuah provider. Udah sering sih, bolak-balik
kesini. Seperti ketika mencoba mengaktifkan kembali kartu yang terlanjur
terblokir. Tapi, unfortunately, enggak bisa. Dikarenakan… (nanti deh ditulis dipostingan lain, ya)
Nah, kali ini, kita niatnya mau
minta tolong ngebenerin paket datanya Mama, karena udah diisi pulsa sekitar
seratus ribu lebih, tapi koq
pulsanya enggak bisa diapa-apain. Dipaketin dengan nominal berapapun enggak bisa, ditransfer pulsanya pun enggak bisa. Malah, berkurang sekian rupiah dari awal mengisi, padahal sudah meng-offkan data seluler.
pulsanya enggak bisa diapa-apain. Dipaketin dengan nominal berapapun enggak bisa, ditransfer pulsanya pun enggak bisa. Malah, berkurang sekian rupiah dari awal mengisi, padahal sudah meng-offkan data seluler.
Biasanya gampang koq kalaupun kita
maketin sendiri. Enggak ada kendala kayak gini. Makanya saya penasaran ingin
langsung menghubungi Customer Service.
Eh tapi, pas udah sampe sana,
keluhan kami enggak bisa ‘diurus’. Dikarenakan, Mama –si pemilik nomor hape
yang bermasalah, enggak ikut. Padahal saya udah bawa KTP asli MAMa dan hapenya,
supaya bisa langsung diperbaiki paket datanya.
Agak kecewa sih, karena ternyata
enggak bisa walaupun sudah diwakili saya yang notabene anaknya, hehehe.
“Jangankan anaknya bu, suaminya pun
enggak bisa, harus sama yang punya KTPnya.” Kata petugas CS.
“Yah, Mama saya lagi enggak bisa
ikut, mbak.” Saya mengiba.
“Maaf, bu. Kalaupun mau diwakilin,
harus bikin surat kuasa bermaterai.” Jawab sang CS.
Duileeeee. Makin ribet, ya, tibang
mau benerin paket data doang, gumam saya. Si mbak CS nya jadi agak canggung
gitu. Mungkin karena ngerasa enggak enak, kali ya.
“Ada saran lain enggak mbak?” tanya
saya lagi.
“Hm,” si mbak nampak mikir, “Coba aja
sim-cardnya di masukkin ke hp jadul, terus aktifasinya di hape jadul itu, kalau
udah ada respon dari provider dan aktif paket datanya baru deh dipindahin ke hp
androidnya.”
“Oh, gitu, ya, mbak.” Sahut saya.
Si mbak CS memberikan KTP Mama
saya.
“Oh, yaudah deh, makasih, mbak.” Saya
menerimanya dengan agak kecewa dan mikir, mau minjem hape jadul kemana, kan hp
jadul kita udah pada rusak, apalagi chargerannya udah kebanting-banting
dimainin bocah, haghaghag.
Kami pun keluar dari ruangan
bernuansa kuning yang ada di salah satu Mall di bilangan Telukjambe itu.
Nah, jadi gitu, guys, kalau mau
benerin apa-apa soal sim-card atau no hp, harus orang yang sesuai dengan KTP
nya yang datang langsung ke gallery. Aturannya gitu. Enggak bisa diganggu
gugat. Kecuali kalau mau bikin surat kuasa plus materai, baru kita boleh
mewakili dengan catatan KTP asli pemilik nomor atau sim-cardnya harus dibawa
serta.
“Mi, kita mau kemana lagi?” tanya
suami setelah kami berjalan jauh dari gallery itu.
“Pulang.” Jawab saya pendek.
Suami saya paham banget kalau
jawaban yang keluar hanya seperlunya, berarti saya lagi bueteee. Haghaghag.
Sesampainya di parkiran,
“Mami, masa kita enggak beli
apa-apa, sih?” itu bukan pertanyaan dari suami saya, tapi sebuah protes dari
anak sulung saya yang baru berusia 4 tahun. Hahaha.
Saya jadi nyengir mendengarnya. “Nanti
lagi aja, ya.”
“Mami,” nah itu suara suami saya
manggil dari belakang, karena emang sejak dari ruangan gallery itu, jalan saya
teramat cepat ingin sampai rumah, hahaha.
Saya menoleh kepadanya.
Suami saya mengangkat-angkat
alisnya, “Mami, gimana kalau kita ke bakmi Jawa? Mau enggak?”
Tawaran yang menyenangkan dan
sangat dibutuhkan istrinya di saat-saat bete seperti ini, hehehe.
Saya nyengir
lebar, karena persekian detik yang lalu, saya memang sedang membayangkan,
kayaknya enak makan mie Jawa biar enggak bete. Eh ternyata doi ngajak makan itu
pisan, jadi kayak ada semacam gelombang elektromagnetik yang menyambungkan, #hazek.
“Yeh, mau enggak?” Suami saya
membuyarkan lamunan saya.
Lalu dia mendahului langkah saya
yang sedang menggendong dede Rara, “Yaudah kalau enggak mau.”
“Mauuu laaah.” Saya akhirnya
tertawa.
Sesampainya di rumah, dan setelah
tamu yang membeli herba-herba hni hpai pulang, saya pun iseng-iseng memindahkan
Sim-card Mama ke slot sim ke dua, karena kebetulan hp yang dipegang Mama dual
sim, dan yang satunya kosong.
Kalau Mbak CS kan bilangnya harus
ganti ke hape jadul dulu, tapi masalahnya, kami hape jadul kami rusak, jadi
saya berinisiatif untuk mencoba mengganti tempat ke slot sim di hp android yang
sama. Susuganan weh kitu. Mun tiasa alhamdulillah, mun henteu mah nyaaaa
wayahna, urang teangan deui Gallery nu sanes. Hehehe. Karena kebetulan,
kita baru ngeh juga, kalau gallery provider untuk di Karawang ini, cabangnya
ada yang berlokasi di daerah Rawagabus.
Klik.
Saya baru saja memasangkan chasing
hape Mama kembali, sudah saya tukar Sim cardnya, ke slot ke dua yang notabene
kosong enggak diisi kartu lain.
Saya coba registrasi paket data,
dengan status data seluler di offkan. Dan, boom!
Eh enggak boom sih bunyinya, biasa
aja bunyi sms masuk. Isinya : Registrasi paket data Anda sedang diproses. Lalu disusul
ucapan-ucapan selamat dari dirinya, eh dari providernyah maksudnya, yang
menyatakan bahwa paket datanya berhasil diaktifkan. Enggak jadi hangus
pulsanya, hehehe.
Alhamdulillah, ternyata saran dari
Mbak CS nya berhasil saya modif dengan
baik, makasih mbak CS!
Oke deh, semoga tulisan yang
seluruhnya curhat ini ada manfaatnya, hahaha.
Salam,
Djayanti Nakhla Andonesi
0 komentar