Tips Melahirkan Normal
Mei 15, 2018
15 Mei 2017.
Pagi-pagi udah mulai enggak keruan rasanya perut. Sampai
siang makin enggak keruan. Apa iya, kontraksi beneran? Mana di rumah lagi
sendirian. Suami lagi di sekolah. Teteh Caca lagi nginep di eyanknya.
Alhamdulillah, jam satu siang mama datang. Beliau khawatir
kalau saya emang mau brojolan. Mama udah nyaranin ke bidan. Dan emang mau ke bidan nunggu suami
pulang. Tapi, waktu itu suami belum bisa pulang karena masih ada tugas yang tak
bisa ditinggalkan. Saya mah udah pasrah. Kalaupun suami enggak bisa nganter,
toh bisa minta tolong saudara atau tetangga. Soalnya waktu itu belum booming
ojek/driver online.
Dan, the amazing of pasrah,
pas lagi enggak karuan
bangetnya, tanpa ngabarin terlebih dahulu, tiba-tiba ada bapak mertua datang. Bawa
Caca. Bapak mertua bilang, kalau dari pagi, Caca pengen banget pulang, pengen
ke mami. The power of emak-anak. Tahu kali yak emaknya mau lahiran adiknya :D
Alhamdulillah, saya yang emang dari minggu sebelumnya udah
siapin pakaian dan kebutuhan lahiran, karena emang udah mendekati HPL, jadi
enggak terlalu ribet pas ternyata harus ngedadak berangkat. Karena saya juga
belum tahu pasti, apa yang saya rasakan kontraksi beneran atau palsu.
Ba’da Ashar, saya udah siap naik mobil mertua. Di saat itu
pula, sosok pria berbaju cokelat datang dengan kuda besinya, dia suami saya :D.
alhamdulillah. Jadi suami bisa ikut nemenin.
Di mobil, saya sempetin nelpon mama mertua. Minta doa
restunya juga. Karena enggak ada yang tau, apakah mules yang saya rasain itu
bukaan atau bukan. Singkatnya, pas sampai di bidan, alhamdulillah lagi enggak
ada pasien. Jadi bisa langsung dicek.
Beuh, bumil pasti tahu kan ya, gimana sedepnya kalau lagi
dicek bukaan berapa. Saya sampai minta maaf ke bidan, karena saya termasuk
orang yang jerenges. :D untungnya, bu bidannya ramah dan enggak julid.
Setelah dicek, ternyata alhamdulillah sudah pembukaan
pertama. Bu bidan memberikan opsi, mau pulang lagi ke rumah silakan, karena
memang biasanya dari pembukaan pertama ke pembukaan selanjutnya itu bisa lama. Tapi
saya memilih untuk tetap stay di rumah bidan. Karena, feeling saya enggak lama
lagi lahiran. Mungkin selain karena feeling, saya juga belajar dari pengalaman
ketika melahirkan anak pertama.
Waktu melahirkan anak pertama juga pas dicek jam 4 sore baru
pembukaan satu, bidan rumah sakit waktu itu menyarankan pulang saja. Tapi saya
banyak pertimbangan. Akhirnya saya memilih langsung menginap di rumah sakit,
dan ternyata benar, saya melahirkan anak pertama saya pada jam menjelang subuh.
Betapa bersyukurnya saya. Karena saya enggak bisa membayangkan betapa riweuhnya
kalau saya saat itu menuruti saran bidan untuk pulang saja, it means harus
bolak-balik dan lebih repot lagi :D
Begitupun pada saat menjelang kelahiran anak kedua saya, jam
empat sore dicek pembukaan satu, disarankan pulang oleh bidan. Tapi saya
memilih stay.
Rasanya menjelang lahiran udah enggak karuan. Kepala berasa
dijungkirbalikkan, saking dahsyatnya nahan mulas dan sakit yang tak
terejahwantahkan. Tulang berasa dilolosi satu-satu.
Dan Bu bidan sempat terperangah, karena rencananya setengah
delapan malam itu bu bidan mau ngecek lagi sudah pembukaan berapanya. Eh,
alhamdulillah jam 18.30 kurang saya sudah enggak kuat nahan, dan segera minta
bu bidan nyamperin saya di kamar inap bidan, jam 18.45 WIBnya dede bayi sudah
brojol dengan normal. Masya Allah nikmat banget ya lahiran itu, karena rasanya
udah kayak rumput mau dicabut ke akar-akarnya...
Oia, mau berbagi tips
untuk persiapan melahirkan nih..
1.
Berdoa pada Allah minta
yang terbaik, lancar, normal saat lahiran
2.
Minta doa restu kepada
suami, orangtua, mertua, dan keluarga terdekat
3.
Perbanyak sholat, perlama
sujud, dzikir, perbanyak sedekah dan ibadah lainnya
4.
Perbanyak jalan kaki,
ngepel sambil jongkok saat memasuki usia kehamilan trimester 3
5. Sugesti positif untuk diri
sendiri dan calon dede bayi, sering ajak ngobrol dede bayi untuk bisa diajak
kerjasama yang baik saat melahirkan nanti.
6. Selama hamil Konsumsi
herba-herba yang bisa membantu melancarkan dan menguatkan proses lahiran. Kalau
saya waktu hamil dede Rara, selalu minum gamat, sarikurma, dan spirulina atau N Green bahkan Ettagoatmilk yang ada di HNI HPAI. Plus di trimester ketiga saya pun menambah asupan
dengan minum minyak kelapa atau minyak zaitun HNI HPAI. Jadi membantu saya
banget ketika membutuhkan tenaga ekstra untuk fighting.
7.
Tawakkal. Pasrah
lillahita’ala. Ketika kita sudah optimal mengusahakan jalan normal, namun
keadaan berbicara lain, seperti harus SC, terima dengan lapang dada. Ikhlas
lillahita’ala. Karena, Allah sebaik-baik tempat kembalinya segala urusan. Yang
penting, semua selamat, dan berangsur pulih kembali. Baik yang lahiran normal,
ataupun SC semuanya sama-sama langkah awal menuju proses panjang menjadi
seorang ibu.
Oke, semangat ya para emak di
manapun berada. Love you All. <3
Nah, buat dede Rara ku sayang,
terimakasih sudah menjadi bagian dari hidup mami, dan keluarga. Semoga dede
Rara yang sudah menginjak usia satu tahun di tanggal 15 mei 2018 ini,
kedepannya dan seterusnya selalu Allah berikan rezeki yang berkah, sehat lahir
batin, dan selalu dalam lindungan dan ridho Allah SWT. Aamiin.
Dan, kalau sudah
besar nanti, semoga selalu akur dengan teteh Caca sholehah (aamiin) dan mungkin
dengan adik-adik kamu nanti ya (kalau emang Allah takdirkan dede Rara punya
adik :D) We love you dede Rara, <3
Salam,
Djayanti Nakhla
0 komentar