Yuk ikuti Sundance Film Festival; Asia 2021, sebuah Kompetisi Film Pendek dari IDN Media
Mei 26, 2021Sejarah film pendek
Guys, sudah tahu
belum? Kalau ternyata film pendek sudah sudah ada sejak era 50an, dimulai dari
negara Eropa sana. Dan Charlie Chaplin adalah film pendek yang cukup legend yang saya
ingat sampai sekarang. Dimana pesannya adalah siratan kritik atau pesan-pesan yang
berkaitan dengan isu-isu sosial dibalut selera humor yang antimainstream.
Sementara di Indonesia, gerakan film pendek baru muncul tahun 70an, sejak adanya pendidikan sinematografi di IKJ. Bahkan Dewan Kesenian Jakarta mengadakan Festival Mini setiap tahunnya sejak tahun 1974.
Dan di tahun selanjutnya, mulai muncul Kelompok Sinema Delapan yang dimotori Johan Teranggi dan Norman Benny. Kelompok
ini mengedukasi masyarakat bahwa seluloid 8mm bisa digunakan
sebagai media ekspresi kesenian pada saat itu.
Apalagi sejak munculnya
hubungan internasional dengan para filmmaker Eropa terutama dengan Festival
Film Pendek Oberhausen pada tahun 1984 memancing pula munculnya Forum Film
Pendek di Jakarta, yang berisikan para seniman, praktisi dan penikmat film, juga mahasiswa dari berbagai kampus untuk secara intens membangun network yang baik di kalangan pemerhati film.
The Moonstruck In- in Houston |
Sayangnya hal tersebut tidak berlangsung lama, karena keadaan film pendek saat itu terbilang ironis. Kenapa?
Hal itu disebabkan film pendek Indonesia nyaris tidak pernah tersampaikan
ke pemirsa lokal-nya secara luas disebabkan minimnya ajang-ajang eksibisi
dalam negeri. Maklum lah ya, zaman dulu juga media sosial belum ada, jadi
terbatas sekali informasi mengenai film pendek ini.
Walau begitu, kita patut mengapresiasi bahwa di satu sisi ternyata di mata internasional film pendek Indonesia cukup mampu
berbicara dan eksis. Dimulai dari karya besutan Slamet Rahardjo, Gotot Prakosa,
Nan T. Achnas, Garin Nugroho, sampai ke generasi Riri Riza, hingga Nanang Istiabudi.
Two thumbs up!
Geliat Film Pendek Indonesia
Seperti yang
saya sebutkan di atas, bahwa saat belum booming media sosial saja, film
pendek Indonesia sebenarnya cukup eksis. Maka, tidak heran jika tahun-tahun
belakangan ini, film pendek mulai bangkit lagi, mengingat setiap orang saat ini
sudah tidak asing lagi dengan media sosial. Sebagaimana film Tilik, film yang digarap oleh sineas Yogyakarta, yaitu Wahyu Agung Prasetyo bersama Ravacana Films.
Film Tilik sebenarnya sudah mendapatkan penghargaan Piala Maya 2018 untuk kategori Film Cerita Pendek Terpilih. Namun baru
viral sejak ditayangkan di kanal youtube pada tanggal 17 agustus 2020 lalu. Bahkan
nama bu Tejo walaupun fiktif mampu menyita perhatian masyarakat Indonesia,
hingga trending cukup lama.
See? Betapa media
sosial menambah pengaruh yang signifikan untuk lebih dikenal lebih luas oleh masyarakat.
Jadi sangat diharapkan, walaupun namanya film pendek alias berdurasi singkat,
namun para sineas harus tetap mengutamakan kualitas dan kejujuran serta
mengandung pesan moral, agar film tersebut, tak hanya menambah deretan
kuantitas, namun juga menambah angin segar bagi dunia hiburan sekaligus menjadi
media perbaikan moral bangsa.
Kabar baiknya, untuk menambah semangat itu, hadirlah sundance film festival: Asia 2021.
dok. Sundance Institute 1 |
XRM Media dan IDN Media dengan bangga mempersembahkan Sundance Film Festival: Asia.
Pelaksanaan Short Film Competition adalah satu rangkaian acara di festival ini, yang disponsori oleh Argo, sebuah platform streaming dan kurator global film pendek, kompetisi ini dibuka untuk para insan perfilman Indonesia.
Hal ini bertujuan untuk menemukan, membina, dan memberikan panggung bagi talenta-talenta baru di industri film dan memperkenalkan mereka ke panggung global.
Dalam sebuah kesempatan, Winston Utomo, CEO IDN Media, mengatakan, “Film pendek akan selalu menjadi salah satu bagian penting dari dunia film dan storytelling. Film pendek memiliki tempat tersendiri di hati banyak penggemar film, terutama di Sundance Film Festival: Asia. Pada Short Film Competition ini, kami sungguh menantikan kreativitas para sineas Indonesia melalui karya-karyanya. Kami sangat berharap Sundance Film Festival: Asia dapat menjadi wadah bagi berkembangnya industri film di Indonesia.”
Winston Utomo, CEO IDN Media, dan Michael Chow Founder of XRM Media |
Film pendek yang terkumpul melalui kompetisi ini akan digawangi oleh dewan juri yang sudah teruji dan tidak diragukan lagi kredibilitasnya.
Dan para dewan juri yang akan menggawangi kompetensi ini antara lain:
o Kim Yutani, Director of Programming, Sundance Film Festival
o Heidi Zwicker, Senior Programmer, Sundance Film Festival
o Mike Plante, Senior Short Film Programmer, Sundance Film Festival
o Susanti Dewi, Head of IDN Pictures
o Joko Anwar, Filmmaker, alumni Sundance Film Festival
o Amanda Salazar, Head of Programming and Acquisitions, Argo
Dan tahukah, guys, hadiah yang akan didapatkan oleh para pemenang Jury Awards adalah uang tunai sebesar USD 2,000 yang disponsori oleh
Argo. Wow! Mayan ya, buat beli cilok segerobak, terus kenyang se-RT. Eh :D
Nah, bagi teman-teman yang memang punya bakat atau minat di bidang perfilman ini, sangat dianjurkan untuk mengikuti ajang ini. Kapan lagi berkarya sekaligus berpeluang mendapatkan hadiah, kan?
Tidak perlu ragu, walaupun misalnya kamu masih pemula di bidang ini. Karena sebagaimana yang disampaikan oleh Mike Plante, Programmer Senior, Short Film, Sundance Film Festival: “Di Sundance Film Festival, kami berkomitmen untuk terus mencari talenta dan karya baru, serta memberi panggung bagi mereka seperti melalui Short Film Competition sebagai bagian dari Sundance Film Festival: Asia 2021. Kami sangat antusias untuk menemukan karya baru dan memperkenalkannya pada audiens yang tentu juga tak kalah antusias.”
Saya sebagai penikmat
film saja merasa bangga ketika karya anak bangsa didukung dengan penuh suka
cita. Apalagi bagi para kreatornya, ini sebuah peluang dan kesempatan emas
untuk memaksimalkan karya demi perbaikan bangsa.
Pada kesempatan lain pula, Michael Chow, Founder of XRM Media, mengatakan “XRM Media merasa terhormat bisa membawa Sundance Film Festival: Asia ke Jakarta, Indonesia, sekaligus mengadakan Short Film Competition bersama dengan Argo. Kami yakin bahwa keberadaan film pendek akan menjadi bagian yang berkelanjutan di dunia perfilman. Oleh karenanya, XRM berkomitmen untuk mendukung komunitas film lokal di Asia dan memperkenalkan mereka pada akses menuju audiens global.”
Karena tak bisa dipungkiri, salah satu media yang mampu menggaet jangkauan lebih luas, salah satunya adalah dengan film. Hampir sebagian besar bangsa indonesia menyukai tontonan, maka hadirkanlah tontonan berkualitas dari karya sendiri untuk bangsa ini melalui film pendek ini. Senada dengan hal itu, Arcadiy Golubovich, CEO Argo, meyakinkan bahwa “Argo sangat senang bisa turut mendukung hadirnya Sundance Film Festival: Asia 2021 dan mendukung para pembuat film pendek. Kami yakin misi kami untuk mendemokrasi distribusi film dengan menghadirkan karya-karya terpilih terbaik untuk audiens global sejalan dengan dukungan yang diberikan bagi potensi-potensi dalam komunitas film pendek.”
Tambahan informasi, pada bulan September 2021 ini film pendek yang memenangkan kompetisi akan diputar di Sundance Film Festival: Asia 2021.
Selain itu, karya pemenang juga akan
berkesempatan dinominasikan untuk ditayangkan di Sundance Film Festival 2022 juga mendapatkan penawaran distribusi secara global melalui platform Argo. Mantap jiwa!
Yuk bergegas. Karena pendaftaran Short Film Competition ini dibuka hingga 9 Juli 2021 saja.
Dan yang boleh mengikuti adalah Warga Negara Indonesia berusia 18 tahun ke atas, baik yang tinggal di dalam maupun luar negeri.
Genre atau tema film yang bisa diikutsertakan tidak dibatasi alias bebas, tapi tetap mematuhi ketentuan proses pengerjaan film, yakni harus selesai pada atau setelah 1 Januari 2019 dan durasi film antara 3 hingga 20 menit. Catat!
dok. Sundance Institute 2 |
Informasi lebih lanjut perihal kompetisi ini segera kunjungi halaman Film Freeway https://filmfreeway.com/SundanceAsia.
Jadi, yuk para sineas,
baik yang sudah punya pengalaman ataupun yang masih pemula untuk ambil bagian
dalam ajang ini, agar mampu mewarnai dunia perfilman Indonesia untuk lebih baik
lagi, baik dari segi isi kontennya maupun dari segi proses pembuatannya. Semangat!